Bangunan bersejarah selalu memiliki cerita menarik di baliknya, dan Fort Rotterdam di Makassar tidak terkecuali. Terletak di tengah kota yang modern dan sibuk, fort ini adalah saksi bisu dari sejarah panjang kota Makassar dan Indonesia. Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan melintasi waktu, mengungkap asal usul dan perkembangan Fort Rotterdam yang menakjubkan Merdeka77.
Asal Usul
Fort Rotterdam, atau dalam bahasa aslinya "Fortress Groot Rotterdam," adalah sebuah benteng yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1667. Namun, benteng ini bukanlah yang pertama kali mendiami situs ini. Sebelum Belanda tiba, lokasi Fort Rotterdam adalah tempat berdirinya benteng Gowa, yang dulu merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Gowa. Kesultanan ini adalah salah satu kekuatan terbesar di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1667, Belanda menggulingkan Kesultanan Gowa dan membangun Fort Rotterdam di atas reruntuhan benteng Gowa yang telah hancur. Dengan ini, Fort Rotterdam menjadi pusat administrasi Belanda di wilayah tersebut dan menjadi simbol kekuasaan kolonial Belanda di Makassar.
Struktur dan Arsitektur
Fort Rotterdam memiliki desain yang unik dan menarik. Dindingnya dibangun dari batu bata merah dengan pengecualian beberapa bagian yang dibangun dengan batu alam. Fort ini memiliki bentuk yang hampir empat persegi panjang dengan empat bastion di sudut-sudutnya, memberikan perlindungan maksimal dari serangan musuh. Tampaknya, arsitektur benteng ini adalah kombinasi antara elemen Eropa dan pengaruh lokal, menciptakan struktur yang menarik dan unik.
Selama bertahun-tahun, Fort Rotterdam mengalami renovasi dan perubahan struktural. Beberapa bangunan di dalam benteng digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk penjara, gudang senjata, dan kantor administrasi kolonial. Namun, benteng ini tetap menjadi lambang kekuasaan Belanda di kawasan ini.
Perubahan Penjajahan
Selama berabad-abad, Fort Rotterdam berganti tangan beberapa kali akibat perubahan penjajahan di Indonesia. Setelah Belanda, benteng ini diambil alih oleh Inggris selama sebentar pada awal abad ke-19, kemudian kembali ke tangan Belanda setelah Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1814. Selanjutnya, selama pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, benteng ini digunakan sebagai markas militer Jepang.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Fort Rotterdam digunakan oleh pemerintah Indonesia dan diganti namanya menjadi "Benteng Ujung Pandang" (nama lain untuk Makassar). Kemudian, pada tahun 1973, benteng ini diubah menjadi museum yang dikenal sebagai "Museum Negeri La Galigo." Museum ini menyimpan berbagai koleksi yang menggambarkan sejarah dan budaya Sulawesi Selatan.
Keindahan Budaya
Hari ini, Fort Rotterdam adalah salah satu tempat wisata yang paling populer di Makassar. Selain menawarkan pandangan tentang sejarah yang kaya, benteng ini juga menjadi lokasi acara budaya, seperti festival dan pertunjukan seni. Bangunan-bangunan bersejarah yang terawat dengan baik, taman yang hijau, dan pemandangan indah dari pelabuhan menjadikan Fort Rotterdam sebagai tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Mengunjungi Fort Rotterdam adalah cara yang luar biasa untuk memahami sejarah Makassar dan Indonesia secara lebih mendalam. Ini adalah tempat yang memungkinkan kita untuk merenungkan masa lalu yang kompleks, sambil menikmati keindahan arsitektur dan budaya yang masih hidup hingga hari ini. Dengan menjaga dan memahami warisan ini, kita dapat lebih menghargai perjalanan panjang kota Makassar dan peran pentingnya dalam sejarah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar